Kamis, 28 Februari 2008

Cerita Indah Tentang Pohon


Cerpen R Giryadi

Maruto mencelat dari tempat tidur. Tubuhnya menggeliat-geliat, seperti bohon digasak angin. Ia mengerang-ngerang. Maruto berteriak sekuat tenaga. Tetapi teriakannya seperti disekap gelap. Maruto bertambah kalap. Burung gagak berkaok-kaok. Suara tangis menyayat-nyayat. Tembang megatruh terdengar lamat-lamat.
“Bangun, wong lanang, tidak tahu malu!” seru Murtini. Maruto tergagap dari tidurnya. Napasnya satu-satu. Wajahnya basah kuyup oleh air. Mulutnya hendak membuka. Tetapi Murtini segera menyahut.

“Apa, mimpi lagi? Pohon lagi?” kata Murtini sengak.
“Jancuk !! Kamu itu bagaimana to, wong suaminya…”
“Suami apa? Kerjaannya ngumbar mimpi. Prek…!” sahut Murtini sengit.
“Mimpi itu datang lagi. Ia menyiksaku, Mur!”
“Alah, menyiksa apa? Wong kalau tidur mesti ngorok begitu.”